Manjakan Pengunjung Museum, Vredeburg in Frame Hadirkan Woro Widowati

Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta, Sabtu (21/5/2022) kembali menyelenggarakan acara Vredeburg in Frame. Vredeburg in Frame merupakan program daring Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta yang menyajikan tiga segmen dalam satu “frame”, yaitu Edukasi, Kreasi, dan Inspirasi. Pengunjung dapat menikmati acara ini secara langsung di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta maupun melalui siaran langsung dari kanal Youtube Museum Benteng Vredeburg. Hadir sebagai bintang tamu, Woro Widowati, seorang penyanyi muda, cantik dan bersuara merdu yang dikenal banyak orang melalui cover lagu yang diunggah di Youtube. Acara ini dipandu oleh presenter televisi Isye Dewi. Bertepatan dengan peringatan kebangkitan nasional yang jatuh di bulan Mei, maka tema yang diusung pada kesempatan kali ini yakni “Bangkit untuk Kembali Berkarya. Turut hadir memberikan sambutan, Kasubag TU Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta, Haris Budiarto, SS. M.Hum.

Dalam sambutannya, Haris mengungkapkan bahwa Vredeburg in Frame merupakan program baru di Museum Benteng Vredeburg yang dilaunching di tahun 2022. Ia berharap Vredeburg in Frame akan menjadi program andalan agar Vredeburg semakin dikenal oleh seluruh masyarakat. Terlebih kehadiran bintang tamu ‘Woro Widowati’ sebagai penyanyi sekaligus youtuber dan influencer maka diharapkan menjadi magnet bagi generasi Z agar museum semakin banyak dikenal masyarakat.

Haris juga mengungkapkan bahwa peringatan hari kebangkitan nasional yang jatuh pada bulan Mei, dimana dalam sejarahnya merupakan peringatan atas kelahiran Boedi Oetomo, merupakan suatu momentum kebangkitan dari keterpurukan. Peristiwa 114 tahun yang lalu, dalam konteks saat ini sejalan dengan kondisi bangsa yang berupaya bangkit setelah terpuruk dari pandemi Covid-19.

“Semua komponen bangsa, pemerintah Indonesia harus bergotong royong bangkit perekonomian, kebangsaan, dan kenegaraan kita. Museum Benteng Vredeburg senantiasa mensosialisasikan nilai-nilai kebangsaan kita dimasa lalu untuk direfleksikan pada masa kini”, ungkap Haris.  

Selain sajian musik, Vredeburg in Frame juga menyajikan segmen edukasi sejarah yang dipandu oleh Edukator, Noibenia Gendrit Kharisma Ryzki, SS. Dalam sesi edukasi kali ini, Noibenia memaparkan peristiwa bersejarah tentang pertempuran yang terjadi sesudah Serangan Umum 1 Maret yaitu suatu peristiwa pencegatan pasukan Belanda yang berusaha mengambil alih kekuasaan. Peristiwa ini terjadi di daerah Rejodani, Sleman. Bermula dari tersiarnya kabar pada tanggal 29 Mei 1949 bahwa pasukan Belanda yang berjumlah 13 orang bergerak dari arah selatan menuju daerah Ngetiran. Kemudian Sersan Suwono sebagai komandan regu pada waktu itu mengambil alih pimpinan, dan menyebarluaskan informasi ini ke Tentara Pelajar yang lain. Pasukan bersiap melakukan penghadangan terhadap pasukan Belanda di wilayah Yogjakarta-Pulowatu dan berhasil memukul mundur mereka.

“Tetapi ternyata penghadangan ini tidak berhenti sampai disitu, karena pasukan Belanda terus menambah pasukannya dan menambah serangan kepada para Tentara Pelajar (TP). Akibatnya, 8 orang anggota TP tewas dan semuanya dimakamkan di TMP Kusumanegara”, jelas Noibenia.

Dalam segmen edukasi juga disampaikan terkait upaya Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta dalam meraih predikat WBBM yang disampaikan oleh Ketua Tim WBBM, M. Rosyid Ridlo, S.Pd., M.A. Rosyid mengungkapkan bahwa dalam mewujudkan pelayanan prima, Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta menuju predikat WBBM, maka museum senantiasa menuju pada kesempurnaan layanan.  

“WBBM hakikatnya segala sesuatunya dipermudah, dipercantik dan diberikan pelayanan terbaik. Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta menuju WBBM ini kami mengusung jargon CERIA (Cerdas, Efektif, Responsif, Integritas, dan Antusias) yang harus dimunculkan dalam setiap memberikan pelayanan kepada pengunjung”, pungkas Rosyid.

Penulis : Lilik Purwanti (Pamong Budaya Ahli Pertama Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta)