Meja Guru: Di Balik Sejarah Terbentuknya AKMIL Yogyakarta

administrators 04 Desember 2023 08:33:34 728


Jika kita menilik ke belakang tentang sejarah terbentuknya Akademi Militer Yogyakarta, pasti tidak jauh dari kegiatan akademik untuk para kader yang akan menjadi pucuk pimpinan dalam jajaran TNI. Koleksi Meja Guru yang tersimpan di Museum Perjuangan memiliki peran besar dalam terbentuknya AKMIL di Yogyakarta. Meja Guru menjadi salah satu alat penunjang kegiatan belajar mengajar di Militer Akademi Yogyakarta dari tahun 1945-1950. 


Koleksi berbahan dasar kayu tersebut, memiliki warna hitam kecoklatan, kursi dan meja menjadi satu, dan terdapat lubang di meja kanan atas, yang dapat difungsikan untuk menaruh pensil ini merupakan meja kursi yang digunakan oleh pengajar/instruktur dalam kegiatan akademik pada masa pendidikan militer. Akademi militer di Yogyakarta sendiri terbentuk akibat kurangnya perwira yang terdidik dan terlatih. Akademi yang semula hanya bersifat darurat, berkat gagasan Letjen Oerip Soemohardjo, Akademi Militer mulai dibentuk dengan memerintahkan Kolonel Samidjo Mangoenwirono untuk membuka lembaga pendidikan perwira dan bintara darurat di Yogyakarta pada 27 Oktober 1945. 


Tidak berselang lama setelah terbentuk, MA (Militer Akademi) membuka pendaftaran pada tanggal 31 Oktober hingga 7 November 1945, yang disebarluaskan melalui media massa dan radio seperti RRI Yogyakarta dan Harian Kedaulatan Rakyat yang turut serta mengumumkan pembukaan MA di Yogyakarta pada 1 November 1945. Tujuan utama dalam pembentukan MA adalah mampu melahirkan perwira terdidik dan terlatih dalam waktu singkat untuk memenuhi kekurangan komandan-komandan militer. Maka dari itu untuk memudahkan pemuda dalam melakukan pendaftaran, pendidikan militer memberikan syarat administrasi yang tidak terlalu ketat yaitu pemuda Indonesia yang bersemangat kemerdekaan, minimal lulusan SR (Sekolah Rakyat) untuk pendidikan kader dan menengah untuk MA. 


Kegiatan Akademi Militer diadakan di gedung Christelijk Mulo Yogyakarta yang saat ini merupakan SMU BOPKRI I Kotabaru, Yogyakarta dengan lama pendidikan adalah 2 bulan untuk MA berpangkat Letnan Dua dan Kader berpangkat Sersan Dua. Kemudian lama pendidikan untuk MA ditambah tiga tahun dan kader ditambah enam bulan. Namun pada akhirnya pendidikan AKMIL hanya mampu meluluskan dua angkatan dengan berbagai alasan. Angkatan yang pertama pada November 1945 dengan jumlah pendaftar 3.502 dan diterima 442 orang. Kemudian angkatan dua pada tahun 1946 dengan jumlah pendaftar 400 dan diterima 150 orang. Pada akhirnya Akademi Militer kemudian ditutup setelah usianya sekitar 5 tahun dari 1945-1950 dan dibuka kembali pada 1955 dengan nama Akademi Militer Nasional (AMN) di Magelang, hingga tahun 1966 berintegrasi dengan akademi angkatan lain dan diberi nama AKABRI (Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia). 


Benda-benda peninggalan dalam proses belajar mengajar selama Akademi Militer menjadi benda bersejarah sehingga 17 Desember 1991 berdasarkan berita acara serah terima barang nomor 298/BVY/XII/U.91 Meja Guru diangkat menjadi salah satu koleksi di Museum Perjuangan bersama dengan koleksi-koleksi yang lain.  



Penulis : Nurul Laeli


Sumber:


Chusbiantoro, Jauhari dan V. Agus Sulistya. (2021). Buku Panduan Museum Perjuangan Yogyakarta. Yogyakarta: Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.


Kuswono, K. (2016). Pembentukan Akademi Militer Yogyakarta 1945-1950. ISTORIA Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sejarah, 12(1). https://doi.org/10.21831/istoria.v12i1.9558







Bagaimana informasi yang disediakan website ini?
   

Bagaimana informasi yang disediakan website ini?