Sosialisasikan SOP dan Motto Layanan Kelompok Rentan, Muri : Mari Siaga dan Tanggap Pada Kelompok Rentan !

administrators 03 September 2024 13:00:57 40


Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta, Selasa (3/9/2024) menyelenggarakan apel pagi yang diikuti oleh seluruh karyawan. Apel pagi menjadi ajang untuk menyampaikan ide dan gagasan, serta menjadi media penyampaian informasi di kalangan karyawan museum. Secara bergantian karyawan ditunjuk sebagai pembina apel. Pada apel kali ini, bertindak sebagai pembina apel adalah Muri Kurniawati, Pamong Budaya Ahli Madya.

Dalam apel tersebut, Muri yang juga didaulat sebagai Ketua Tim Layanan Kelompok Rentan menyampaikan bahwa Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta mendapatkan predikat Sangat Aksesibel dari Kemenpan RB terkait terkait layanan museum terhadap kelompok rentan, antara lain: lansia, ibu hamil menyusui, disabilitas, fakir miskin, dan anak-anak. Adapun dasar penilaian dari Kemenpan RB meliputi Aspek Kebijakan dan Kepemimpinan; Aspek Aksesibilitas Fisik; Aspek Aksesibilitas Informasi dan Komunikasi; Aspek Akomodasi yang Layak; Sumber Daya Manusia.

Dalam aspek kebijakan dan kepemimpinan, moto Layanan di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta mengacu pada Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 264/M/2022 tentang Visi, Misi, dan Moto Pelayanan Publik Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Moto Layanan tersebut adalah MERDEKA MELAYANI, yang merupakan singkatan dari ‘Mudah, Efektif, Ramah, Disiplin, Efisien, Kolaboratif, Akuntabel, dalam Melayani’. Selanjutnya tertuang dalam misi no 5 Museum dan Cagar Budaya, yaitu: mewujudkan ruang ekspresi dan interaksi budaya yang inklusif dan mudah diakses.

“Berbagai inovasi program diselenggarakan untuk saudara-saudara kita di kelompok rentan, misalnya panggung kesenian dalam kegiatan Vredeburg Fair, mendongeng bersama 1000 ABK, kegiatan Vredeburg inframe, virtual tour bersama juru bahasa isyarat, senam lansia taichi. Serta yang baru saja kita launching yaitu layanan Jebol Keran (Jemput Bola bagi Kelompok Retan)”, papar Muri.

Lebih lanjut Muri mengungkapkan terkait Aspek Aksesibilitas Fisik, beragam fasilitas telah disediakan seperti guiding block, parkir khusus, jalur landai, ruang tunggu, toilet disabilitas, loket prioritas, ruang laktasi, area ramah anak, alat bantu mobilitas, alat bantu komunikasi (fitur text to speech, screen reader, buku panduan braile, dsb), dan ruang tenang.

Dalam Aspek Aksesibilitas Informasi dan Komunikasi, museum menghadirkan informasi layanan untuk ragam disabilitas (low vision, netra, rungu, dsb). Website, aplikasi seluler, media sosial yang mudah diakses untuk kelompok rentan. Rambu dan marka yang jelas untuk kelompok rentan.

Kemudian dalam Aspek Akomodasi yang Layak, setiap harinya telah disiagakan enam karyawan museum yang mengenakan rompi merah bertuliskan SIGAP KEREN (Siaga dan Tanggap terhadap Kelompok Rentan). Selain itu, museum juga memberikan flexibilitas jadwal dengan adanya layanan senam taichi di luar jam buka museum; serta layanan ruang anak yang dibuka setiap hari.

“Jebol Keran menjadi salah satu magnet baru bagi pengunjung museum kelompok rentan dengan dibukanya akses layanan bagi mereka khususnya lansia dan disabilitas. Antrean prioritas juga sebagai bagian dari layanan prima museum terhadap kelompok rentan karena mereka akan dibantu petugas untuk akses free tiket masuk museum”, ungkap Muri.

Setelah kebijakan dan kepemimpinan, SDM merupakan faktor utama dalam layanan terhadap kelompok rentan, karena SDM dituntut memiliki sensitivitas dalam pelayanan terhadap kel rentan. Memiliki pemahaman terhadap regulasi, etika, teknik komunikasi serta menjunjung tinggi martabat setiap individu. Serta memberikan motivasi terhadap orang lain dalam pelayanan terhadap kelompok rentan.

“Terkait Vredeburg yang mendapat predikat sangat aksesibel terhadap kelompok rentan, marilah kita pertahankan dan tingkatkan pelayanan kita terhadap kelompok rentan dengan terus belajar untuk meningkatkan pengetahuan dan perbuatan dalam dalam pelayanan terhadap kel rentan, karena mereka memiliki kedudukan yang sama di mata Tuhan”, tandas Muri.

Apel pagi diakhiri dengan pembacaan SOP Pelayanan Kelompok Rentan, yang meliputi persyaratan administratif/teknis pengguna, dan sistem mekanisme dan prosedur pelayanan. Dengan disampaikannya SOP dalam sesi apel, diharapkan seluruh SDM museum dapat memahami serta mampu memberikan layanan kepada kelompok rentan sesuai dengan standar yang telah ditetap.
 

 

 

 

 

 

 

 



Bagaimana informasi yang disediakan website ini?
   

Bagaimana informasi yang disediakan website ini?