Peringati Hari Lahir Pancasila, Vredeburg Gali Makna Pancasila Melalui Lambang Negara

administrators 22 Juni 2022 10:25:47 644


Sejarah lambang negara Garuda Pancasila seringkali luput dari pengajaran di sekolah. Pembahasan mengenai lambang negara seringkali hanya menyinggung tentang jumlah bulunya, atau tentang mengapa kepala burung garuda menengok ke kanan. Namun tidak mengupas secara mendalam terkait siapa perancangnya, dan bagaimana sejarah proses penetapan Garuda Pancasila sebagai lambang negara. Selain itu, bentuk Garuda Pancasila yang tersebar mulai dari tingkatan RT hingga instansi pemerintah pun tidak standar.  

Demikian diungkapkan Nanang R. Hidayat (penulis buku Mencari Telur Garuda) dalam talkshow Radio yang diselenggarakan oleh Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta pada Selasa (7/6/2022). Talkshow yang dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila ini mengusung tema ‘Memaknai Pancasila melalui Lambang Negara’. Selain Nanang, hadir sebagai narasumber internal M. Rosyid Ridlo  (Pamong Budaya Ahli Muda Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta). Talkshow ini ditayangkan live melalui Radio Swaragama FM. 

“Bahkan saya pernah masuk ke gedung DPR dan mendapati bentuk Garuda Pancasila yang tersebar mulai dari di aula, stiker di lift, di ruang rapat, ruang tunggu, semuanya berbeda bentuknya. Sedangkan di istana negara, ada 5 bentuk yang berbeda. Karena beda pengrajin, beda senimannya, jadi ekspresi Garuda-nya pun bermacam-macam. Kemudian muncul pertanyaan, ini kok ga standar”, demikian ungkap Nanang yang memiliki kegemaran memotret lambang Garuda Pancasila dari tingkatan RT hingga instansi pemerintah, hingga melahirkan Museum Rumah Garuda. 

Lebih lanjut Nanang mengungkapkan bahwa setiap negara mempunyai lambang negara. Lambang negara bukanlah berhala, namun hendaklah kita memahami sejarah dan konsep dasar dari lambang negara kita. Hal tersebut merupakan perwujudan dari peran kita dalam pelestarian garuda sebagai lambang negara. 

Selain itu, Nanang juga memaparkan bahwa diawal kemunculannya, Sultan Hamid II sebagai pencipta lambang negara menyebutnya dengan ‘Burung Elang Rajawali Garuda Pancasila’.  Sebab ia menghargai latar belakang gambar yang ia ciptakan pertama mengambil figur burung Garuda memegang perisai Pancasila. Kemudian berubah menjadi figur burung elang rajawali yang dikalungkan perisai Pancasila. 

Sementara M. Rosyid Ridlo, Pamong Budaya Ahli Muda Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta mengungkapkan Museum Benteng Vredeburg memiliki dua visualisasi diorama yang berkaitan dengan peringatan hari Pancasila. Visualisasi diorama tersebut yakni peristiwa Seminar Nasional Pancasila Pertama yang berlangsung pada 16-20 Februari 1969 di Yogyakarta. Selain itu, terdapat juga visualisasi diorama Amanat Presiden Soeharto tentang P4 (Penghayatan dan Pengamalan Ideologi Pancasila)  dalam Dies Natalis XXV Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada 19 Desember 1974. 

“Sebagai museum khusus sejarah perjuangan yang terjadi di Yogyakarta, maka Museum Benteng Vredeburg menampilkan peristiwa sejarah melalui visualisasi diorama dimulai sejak meletusnya Perang Diponegoro sampai dengan masa Orde Baru yang divisualkan dalam bentuk diorama Pencanangan P4 Oleh Presiden Soeharto tahun 1974” pungkas Rosyid. 


Penulis: Lilik Purwanti (Pamong Budaya Ahli Pertama Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta)

facebook  twitter-x  whatsapp  


Bagaimana informasi yang disediakan website ini?
   

Bagaimana informasi yang disediakan website ini?