Catcalling bukan Pujian, Tapi Pelecehan Pythagora : Pengelola Wisata Jangan Sampai Menjadi Pelaku

administrators 18 Januari 2023 09:30:50 786

Banyak dari kita yang berpikir bahwa pelecehan seksual hanya sebatas pada tindakan seperti menyentuh, meraba, memegang bagian tubuh sensitif seseorang secara paksa, serta tindakan pemerkosaan. Padahal sesungguhnya banyak tindakan yang bahkan tidak disadari oleh pelaku maupun korban, yang termasuk dalam tindakan pelecehan seksual, seperti catcalling (godaan-godaan verbal). Bahkan, catcalling ini kerap dianggap sebagai keisengan yang lumrah, dan parahnya lagi, ada yang menggapnya sebagai bentuk pujian. 

“Sebagai pengelola tempat wisata, kita harus pahami hal ini karena catcalling rawan terjadi ditempat wisata. Dan jangan sampai kita sebagai pengelola tempat wisata justru menjadi pelaku karena ketidaktahuan kita, lalu baru menyadarinya setelah kejadian tersebut diviralkan di media sosial”, tandas Phytagora Yuliana P., Edukator Museum Benteng Vredeburg, dalam kesempatan apel (Kamis, 12/1/2023) di halaman Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta.

Apel ini merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap Senin dan Kamis. 

Adapun sebagai Pembina Apel, ditunjuk secara bergiliran oleh bagian kepegawaian Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta. Maka kegiatan apel tidak saja menjadi media penyampaian informasi dari atasan kepada staff, namun juga sebaliknya, menjadi ajang bagi staff untuk menyampaikan pemikirannya bagi kemajuan museum. 


Lebih lanjut Phytagora mengungkapkan bahwa ia mengingatkan hal ini karena  di tempat destinasi wisata, tidak jarang dijumpai pengunjung dengan gaya berpakaian yang cukup terbuka sehingga muncul keisengan melakukan catcalling. Meskipun anggapan bahwa catcalling hanya terjadi pada perempuan dengan pakaian terbuka tidaklah selalu benar. Karena faktanya, perempuan berpakaian tertutup, bahkan berhijab pun seringkali tak luput dari sasaran keisengan catcalling. 

“Siulan, “ehem-ehem”, atau sejenis sapaan sok akrab padahal tidak kenal lainnya seperti “Haloo mbak cantik…”, atau bahkan “Assalamualaikum Ukhti….”, dan masih banyak ragam catcalling lainnya, wajib kita hindari sebagai pengelola wisata”, tegas Phytagora mengakhiri sesi apel. 

Penulis : Lilik Purwanti (Pamong Budaya Ahli Pertama Unit Utama Museum dan Cagar Budaya)

facebook  twitter-x  whatsapp  


Bagaimana informasi yang disediakan website ini?
   

Bagaimana informasi yang disediakan website ini?