Sabtu Bersama Pak Wahyu

administrators 23 September 2023 13:05:56 194

Mahasiswa Pariwisata serta mahasiswa Arkeologi UGM, Sabtu (22/9/2023) mengikuti talkshow bertemakan Pemugaran Gedung Societet yang diselenggarakan  IAAI (Ikatan Alumni Arkeologi Indonesia) dalam event Vredeburg Fair 2023. Hadir sebagai pembicara, Drs. Wahyu Indrasana, arkeolog senior Ketua IAAI DIY Jateng Periode 2018-2021. Turut hadir dalam talkshow tersebut, Ketua Vredeburg Fair, Muri Kurniawati. Acara tersebut diselenggarakan di Gedung B Kompleks Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta.

Sebagai informasi, Gedung Societet ini merupakan salah satu gedung yang terletak di bagian belakang Kompleks Benteng Vredeburg Yogyakarta. Gedung Societet ini dibangun sebagai fasilitas tambahan dari Benteng Vredeburg yang berfungsi sebagai tempat tinggal bagi para perwira dan prajurit Belanda. Gedung ini memiliki nilai sejarah karena pernah digunakan sebagai tempat pertemuan para Perwira Militer Belanda, Jepang, dan Indonesia. Pemakaian gedung ini dimulai pada masa penjajahan Belanda, yang berlanjut ke masa pendudukan Jepang di Indonesia, dan setelah proklamasi kemerdekaan, TNI juga menggunakan gedung ini. Pemerintah Indonesia menetapkan Gedung Societet sebagai Cagar Budaya pada tanggal 17 Oktober 2011 

Dalam kesempatan tersebut, Wahyu Indrasana atau yang akrab disapa Pak Wahyu mengungkapkan bahwa dalam pemugaran, Ilmu Dasar Arkeologi penting untuk dikuasai. Karena temuan arkeologis bisa merubah perencanaan dari A menjadi B bila ternyata didapati adanya temuan arkeologis di lokasi tersebut. Oleh karenanya, harus dilakukan penelitian sebelum pemugaran.

“Prinsipnya setiap hendak melakukan perubahan pada Cagar Budaya, diperlukan kajian. Yogyakarta ada pola arsitektur pada kawasan-kawasan tertentu. Seperti Taman Budaya Yogyakarta (TBY) yang disesuaikan dengan bangunan-bangunan indis.  Tetap harus dilakukan pengawalan kalau ada perubahan. Tiap hendak melakukan perubahan, konsultasikan ke Dewan Warisan Budaya di Dinas Kebudayaan.”, papar Pak Wahyu. 

Para mahasiswa pun sangat antusias dan melontarkan berbagai pertanyaan terkait hal-hal disekitar mereka. Seperti bolehkah mengganti warna bangunan cagar budaya agar lebih menarik bagi wisatawan. Terhadap pertanyaan tersebut, Pak Wahyu kemudian memberikan solusi pemberian warna-warni dari lampu, bukan dari cat. Namun, adaptasi cagar budaya dapat juga dilakukan, seperti pada toilet yang disesuaikan dengan kondisi saat ini. 

“Secara fungsi (bangunan cagar budaya) menyesuaikan. Namun secara fasat keaslian tetap dipertahankan”, pungkas mantan Kepala Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta ini mengakhiri sesi talkshow. 


Penulis : Lilik Purwanti (Pamong Budaya Ahli Pertama Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta)



Bagaimana informasi yang disediakan website ini?
   

Bagaimana informasi yang disediakan website ini?





https://prokompim.setda.pekalongankab.go.id/bin/
https://filkom.binabangsa.ac.id/public/img/
https://sikaka.bekasikab.go.id/anjab/assets/893ds5cc/
https://sikaka.bekasikab.go.id/anjab/assets/thailand/
https://e-guru.id/khusus/vendor/gacor/
https://sikaka.bekasikab.go.id/anjab/assets/macau/
http://biroumumjatim.id/sipeno/public/sta/
https://simpeg.banyumaskab.go.id/efile/vendor/tland/
https://sikaka.bekasikab.go.id/anjab/assets/gacor/
http://aset.bandaacehkota.go.id/vendor/mpo/
https://sikaka.bekasikab.go.id/anjab/assets/maxwin/
https://member.tira-sf.id/member/2024/
https://sidafid.disperindag.sultengprov.go.id/vendor/berkah/
https://dprd.metrokota.go.id/media/login/
สล็อตเว็บตรง
slot jp
dora77
dewadora
dimtoto
dimtoto
slot thailand
slot kamboja
mposlot
https://pangkah.tegalkab.go.id/storage/files/
ufabet
pg slot
UFABET
LK21 BETFLIX