Media Sosial Merupakan Sumber Informasi Pertama bagi Pengunjung Museum, Hendy: Bagaimana MCB akan Memperkuat Branding?

administrators 14 Agustus 2023 10:50:00 654

Kemendikbudristek telah mengkonsolidasikan museum dan situs cagar budaya milik pemerintah ke dalam satu badan yang disebut Badan Layanan Umum Museum dan Cagar Budaya atau lebih dikenal dengan BLU MCB sejak tahun 2022 lalu, dengan tujuan untuk mendukung prioritas pemerintah dalam pelestarian dan peningkatan warisan budaya.

Sebagai upaya untuk mewujudkan tujuan tersebut pengelola MCB berupaya memperkuat pendukung melalui perbaikan sistem, sarana prasarana dan salah satunya sosialisasi branding MCB. Dalam upaya sosialisasi branding yang dilakukan MCB, secara rutin Tim Komunikasi MCB beserta Tim Komunikasi Unit secara periodik melakukan rapat rutin (daring) untuk mempersiapkan strategi sosialisasi branding dan membahas permasalahan komunikasi di lingkungan MCB. 

Hendy Irawan selaku Pamong Budaya Ahli Pertama Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta pada Apel Pagi berkesempatan sharing tentang bagaimana arah strategi media sosial MCB ke depannya (Kamis, 10/8/2023). “Bapak Ibu dan adik-adik sekalian, sekitar 2 minggu yang lalu, saya bersama mbak Ita dan mbak Pipit mengikuti kegiatan Audit Persepsi dan Sosialisasi Branding Media Sosial MCB secara daring. Kita patut bersyukur, media sosial kita tidak dilebur jadi satu dengan medsos MCB, tidak seperti teman-teman kita di BPK 10, dulu ada BPNB, BPCB DIY, dan BPCB Jateng masing-masing punya akun sendiri, sekarang dilebur jadi 1 akun, bernama Kanca Budaya”. 

“Berdasarkan audit persepsi pengunjung yang dilakukan, sebanyak 78,2% responden menyatakan bahwa medsos punya peran penng dalam mempengaruhi keputusan mereka untuk berkunjung ke museum. Jadi medsos merupakan sumber informasi pertama bagi pengunjung museum. Maka dari itu, MCB mendorong unit-unit di bawahnya untuk lebih memaksimalkan peran medsos” imbuhnya. 

Hendy juga menambahkan bahwa saat ini, generasi Z telah merubah lanskap industri seni dan pendidikan. Mereka ini adalah populasi terbesar di Indonesia, sudah sekitar 75 juta orang. Mereka ini menghabiskan waktu dominan sekali di medsos. Dan mereka cenderung mengambil keputusan secara impulsif. Mereka juga melihat seni budaya sebagai komponen penting yang bisa mewakili identitas mereka. Sekarang disebutnya sebagai localpride. Generasi Z (1995-2010) menjadi potensi pasar yang kuat untuk MCB ke depan. Karena generasi yang lebih tua dipandang sudah tidak sustainable. Karena waktu senggang/liburan di akhir pekannya terbatas. 

“Saat ini, unit museum dalam MCB secara umum belum mampu menciptakan komunikasi yang menggugah ketertarikan generasi muda khususnya gen Z. Hal ini terlihat dari pengukuran traffic di beragam kanal media sosial yang sangat minim (viewer, like, dan sebagainya). Kalau melihat konten medsos museum di manca negara, mereka rata-rata posting 24 konten/bulan, 6 konten/minggu. Mereka rata2 punya 5 komponen utama, yaitu koleksi, lanskap, program, human (pengunjung dan pegawai museum), dan fasilitas. Tapi ada fenomena yang penting untuk dicatat, mayoritas dari konten mereka, 70-80 % dari kontennya itu adalah edukasi koleksi. Jadi dari 5 komponen utama tadi, orientasi paling utama adalah edukasi koleksi. Ini menjadi hero utamanya mereka”, sambungnya. 

“Kenapa begitu? Karena museum-museum itu menyadari bahwa yang membuat orang ingin datang ke museum itu adalah karena koleksinya bisa relevan dan relatable buat mereka. Sehingga museum di sana tidak perlu mendatangkan pengunjung melalui sebuah konser musik, tapi setelah itu, pengunjung yg datang hanya ingin nonton konsernya, tidak masuk ke museumnya.  Museum-museum di luar negeri ini dalam membuat konten edukasi koleksi itu dengan banyak melakukan terobosan2 dan inovasi. Dari menggunakan animasi, moon graphic, tata gerak kamera dan cahaya yang sangat serius. Mereka benar-benar bekerja keras di edukasi koleksi ini. Misalnya koleksi relief, tidak hanya menampilkan foto saja tapi dengan cara dramatisasi dengan filmis untuk menunjukkan bahwa koleksi relief ini punya makna.” Hendy menjelaskan secara detil bagaimana upaya yang dilakukan museum-museum luar negeri untuk memperkuat branding. 

“Dan inilah harapan ideal bagi museum-museum di bawah MCB ke depannya lebih banyak berkolaborasi dan mampu membuat terobosan-terobosan konten yang kreatif. Metodologi kreatif penciptaan konten medsosnya sudah ada. Dan pihak MCB siap mendampingi unit-unit di bawahnya untuk menjalankan metode tersebut.”Menutup Apel Kamis Pagi yang secara rutin dilaksanakan di halaman Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta.

 



Bagaimana informasi yang disediakan website ini?
   

Bagaimana informasi yang disediakan website ini?