153 Koleksi Peninggalan Bawah Air Hibah PCBM Menambah Jumlah Koleksi Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta

administrators 21 Juni 2017 14:40:09 1960

kol hibah pcbm1 kol hibah pcbm3 Jakarta, 20 Juni 2017. Bertempat di Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman (PCBM), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah dilakukan serah terima sebanyak 153 benda dari Direktorat PCBM kepada Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta. Melalui Berita Acara Serah Terima Benda Peninggalan Bawah Air No. 1663/E2/CB/2017 dan ditandatangani oleh R. Widiati, M.Hum selaku Kepala Sub Direktorat Pelestarian dan Dra. Zaimul Azzah, M.Hum selaku Kepala Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta. 153 benda tersebut yang selanjutnya diangkat sebagai koleksi Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta terdiri dari 100 buah keramik peninggalan bawah air hasil pengangkatan dari situs perairan Selat Gelasa, Provinsi Bangka Belitung. 1 Buah lonceng berbahan perunggu dari situs perairan Belitung Timur. 50 buah koin eropa hasil pengangkatan dari situs perairan Belitung Timur. Dan 2 meriam hasil pengangkatan dari situs perairan Belitung Timur.   Benda-benda koleksi tersebut terutama keramik Cina merupakan temuan bawah air asal perairan Selat Gelasa Bangka Belitung pada pengangkatan tahun 2000. Keramik Cina diperkirakan masa dinasti Ching (17-20 M) sudah tampak memudar motifnya meski masih utuh tetapi rapuh. kol hibah pcbm2 kol hibah pcbm Situs Selat Gelasa tempat pengangkatan koleksi ini pada tahun 1999M, Hatcher melakukan eksplorasi di Perairan Selat Gelasa, Bangka Belitung dan menemukan sisa-sisa kapal yang diidentifikasikan sebagai kapal Tek Sing. Sebuah perahu Jung Cina berukuran 50x10 m dengan bobot sekitar 1000ton. Kapal ini berlayar dari Xiamen Cina pada Januari 1882 menuju Jawa, dengan membawa sekitar 1600 penumpang termasuk awak kapal. Pada bulan Februari terjadilah musibah Tek Sing menabrak pulau karang kemudian tenggelam, tepatnya sekitar 2o sebelah selatan khatuistiwa, antara dibagian timur Sumatera dan Utara Jawa (Nigel pickford dan Michael Hatcher, 2000). Selain membawa penumpang, kapal ini diperkirakan memuat sekitar 400.000 keramik terdiri dari piring, mangkuk, cangkir, buli-buli cepuk dan lain-lain. Kebanyakan keramik –keramik yang diangkut adalah jenis biru putih dari sekitar abad 18-19 yang diproduksi di tungku Dehua, provinsi Fujian, Cina. Selain keramik dari reruntuhannya ditemukan pula senjata meriam, barang-barang kuningan dan perunggu, jam saku, wadah tinta Cina dudukan lilin, pisau lipat, pedupaan, mata uang dan lain-lain. Seluruh barang muatan kapal Tek Sing ini telah dijual memalui Balai Lelang Nagel di Stuttgart, Jerman pada November 2000. Berbeda dengan Situs Belitung Timur, situs ini juga dikenal dengan nama situs Kapal Karam Mampango. Lokasi situs merupakan pulau karang terpencil diantara Pulau Kalimantan dan Pulahu Belitung. Secara astronomis situs ini terletak pada koordinat 03o 34' 957'' LS dan 109o 10' 676'' BT. Keberadaan situs ini diketahui pada tahun 2008 ketika PT Nautic Recovery Asia mendapatkan informasi dari nelayan yang menemukan keramik kuno dan benda lainnya di perairan di sekitar Gosong Mampango. Informasi itu kemudian ditindaklanjuti oleh PT Nautic Recovery Asia bersama PT. Paradigma Putera Sejahtera dengan melakukan survey di wilayah tersebut. Hasil survey menunjukkan di perairan Gosong Mampango terdapat keramik dan benda-benda lain yang diperkirakan berasal dari kapal karam The Forbes. Salah satu kapal karam, The Forbes ditemukan di perairan Belitung Timur tepatnya di daerah Gosong Mampango. Kapal tersebut merupakan kapal milik Inggris yang dikabarkan hilang dan tenggelam pada tahun 1806 di wilayah yang sama dengan situs Mampango. Berdasarkan data sejarah dan dokumen, didapatkan informasi bahwa kapal The Forbes merupakan kapal dagang Inggris yang membawa muatan kargo berupa opium, logam besi, perhiasan dan benda-benda bagus lainnya. The Forbes dinahkodai oleh Kapten Frazer Sinclair yang berlayar dari Kalcutta India pada 5 April. Di tengah perjalanan kapal ini menabrak karang di Selat Belitung dan akhirnya karam. Kesamaan dengan karamnya kapal The Forbes dan Situs Mampango di Belitung Timur ini didukung dengan temuan artefak lonceng pada kapal The Forbes. Maka nama lain yang dapat dilekatkan pada situs kapal karam ini selain situs Mampango dalah Situs Kapal Karam The Forbes atau dikenal dengan The Forbes Cargo.


Bagaimana informasi yang disediakan website ini?
   

Bagaimana informasi yang disediakan website ini?