Tingkatkan Layanan Prima Bagi Pengunjung Disabilitas, Vredeburg Hadirkan Pelatihan ‘Sensitivitas Disabilitas’

administrators 09 Agustus 2024 15:11:54 622

 

Museum Benteng Vredeburg mengadakan kegiatan pelatihan ‘Sensitivitas Disabilitas’ guna meningkatkan sensitivitas dan pengetahuan karyawan dalam memberikan layanan prima kepada pengunjung disabilitas (Kamis/8-8-2024). Pembicara pada pertemuan ini adalah Dr. Sukinah, M.Pd., selaku dosen pendidikan luar biasa FIPP UNY. Pelatihan ini dibuka oleh Penanggungjawab Museum Benteng Vredeburg, M. Rosyid Ridlo, dengan diikuti oleh seluruh karyawan Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta.

Dalam sambutannya, Rosyid mengungkapkan bahwa Pelayanan prima harus dikuatkan, termasuk penguatan pelayanan terhadap kelompok rentan sebagaimana Standarisasi Layanan yang diarahkan oleh Kemdikbudristek. Pelayanan terhadap kelompok rentan harus didasari dengan pengetahuan, oleh karenanya manfaatkan pelatihan ini dengan semaksimal mungkin, manfaatkan sesi tanya jawab pada narasumber. Selain itu, dari segi fasilitas, Museum Benteng Vredeburg telah melakukan beberapa langkah terkait penyediaan fasilitas bagi kelompok rentan, seperti toilet khusus difabel, ruang tenang, ruang laktasi, kursi roda, kaca pembesar, jalur tunanetra.

“Nantinya akan dikembangkan kerjasama yang lebih luas. Selama ini Museum Benteng Vredeburg sudah menjalin kerjasama yang cukup lama, dan akan terus ditingkatkan kerjasama. Harapannya fasilitasi layanan kelompok rentan akan lebih sempurna”, pungkas Rosyid mengakhiri sambutannya.

Sementara, Dr. Sukinah dalam paparannya yang berjudul “Kesiapan SDM Museum Dalam Memberikan Layanan Prima Terhadap Pengunjung Disabilitas” mengungkapkan bahwa bahwa Sensitivitas SDM terhadap pengunjung disabilitas merupakan aspek krusial dalam menciptakan lingkungan yang ramah dan inklusif. Dalam paparan ini Dr. Sukinah membagi paparannya ke dalam beberapa aspek diantaranya: Empati, Regulasi Hak Disabilitas, Ragam Disabilitas, Teknik Komunikasi dengan beragam jenis disabilitas.

Pengunjung dengan disabilitas sering kali menghadapi berbagai tantangan ketika mengunjungi tempat-tempat umum, termasuk museum. Oleh karena itu, SDM yang memahami dan peka terhadap kebutuhan mereka dapat membuat pengalaman berkunjung menjadi lebih nyaman dan menyenangkan. Hal ini tidak hanya meningkatkan pengalaman pengunjung tetapi juga mencerminkan komitmen museum terhadap keberagaman dan inklusivitas.

 

Dalam konteks dukungan bagi disabilitas, lebih ditekankan pada pada konsep Equity, bukan Equality. Equality berarti memberikan perlakuan yang sama kepada setiap orang, tanpa memandang kondisi atau kebutuhan khusus mereka. Sedangkan equity adalah memberikan perlakuan yang sama kepada setiap orang, dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kondisi mereka yang berbeda.

 

Untuk lebih memahami materi, dalam pertemuan tersebut dilakukan  praktek langsung mengenai pengenalan bahasa isyarat dasar mengenai alfabet, cara menggandeng penyandang tunanetra, dan juga cara meminimalisir kesalahpahaman dalam berkomunikasi dengan penyandang tunawicara. Praktek tersebut melibatkan langsung karyawan Museum Benteng Vredeburg agar lebih memahami kondisi pengunjung disabilitas.

“Praktek langsung dilakukan untuk memastikan bahwa karyawan tidak hanya memahami teori, tetapi juga siap menerapkan pengetahuan mereka dalam situasi nyata, sehingga museum dapat memberikan layanan prima yang sesuai dengan kebutuhan semua pengunjung”, pungkas Dr. Sukinah.

 

Penulis : Muhammad Iqbal Prasetyo (Peserta Magang UMY)

Editor : Lilik Purwanti (Pamong Budaya Ahli Pertama Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta)

 

facebook  twitter-x  whatsapp  


Bagaimana informasi yang disediakan website ini?
   

Bagaimana informasi yang disediakan website ini?