Pedang dan Knop: Senjata Polisi Pamong Praja Melawan Penjajah

administrators 27 Desember 2023 09:07:42 2637

Koleksi Pedang dan Knop di atas merupakan senjata milik Sutodarmo ketika menjabat sebagai anggota Polisi Pamong Praja. Senjata tersebut menjadi alat yang membantu Sutodarmo dalam melawan penjajah pada masa Agresi Militer Belanda II. Kegigihan Sutodarmo dalam memperjuangkan kemerdekaan menyelamatkannya dari serangan ini meskipun harus kehilangan satu kakinya. 


7 Maret 1949 menjadi hari genting yang menewaskan beberapa anggota DP3 (Datasemen Polisi Pamong Praja) ketika serangan mendadak oleh Belanda tepatnya di Gerbosari, Samigaluh, Kulon Progo diluncurkan. Pada masa Agresi Militer Belanda II, Samigaluh, Kulon Progo menjadi salah satu wilayah yang banyak didatangi para pejuang kemerdekaan dari berbagai kesatuan seperti Tentara Pelajar, Brigade 10, Kepolisian, dan lain sebagainya untuk membangun kekuatan di perbukitan Manoreh. Banyak rumah penduduk yang dijadikan sebagai markas salah satunya adalah rumah Soemo Amidjojo, salah satu anggota DP3. DP3 sendiri dibentuk di Samigaluh yang dipimpin oleh Panewu Samigaluh yaitu Projonarmodo dan Inspektur Subekti. 


Terdapat sekitar 200 anggota DP3 yang belum mengetahui mengenai pertahanan atau strategi perang sehingga mereka memerlukan pelatihan yang pada saat itu berlokasi di rumah R Ngb.Somohamijoyo. Pelatihan dilakukan selama tiga hari pada 7,8, dan 9 Maret 1949. Naasnya pada pukul 15.00 terdengar deru dua pesawat yang melintas rendah di langit disusul dengan pesawat terbang lainnya dari berbagai penjuru arah menjatuhkan bom, granat, dan peluru. Anggota DP3 yang saat itu dengan mengikuti pelatihan menjadi kalang kabut menyelamatkan diri karena tidak siap memiliki senjata untuk melawan. Belanda menghujani bom selama kurang lebih 30-45 menit, beruntung hujan membuat Belanda behenti menyerang. Setelah situasi lebih aman anggota DP3 kembali ke markas yang sudah porak poranda akibat pengeboman yang dilakukan oleh Belanda, dari reruntuhan rumah tersebut ditemukan beberapa orang yang gugur yaitu Wiryo Pranoto (Lurah Gerbosari) dan 7 anggota DP3 lainnya.


Adapun salah satu anggota DP3 yang selamat dari kejadian tersebut adalah Sutodarmo dengan Pedang dan Knop sebagai senjata yang digunakan. Mengingat senjata tersebut mengandung sejarah dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia khususnya di Yogyakarta, senjata tersebut disimpan di Museum Perjuangan Yogyakarta sebagai benda bersejarah. 



Penulis: Nurul Laeli (Mahasiswa Magang UNY)


Sumber : 


Chusbiantoro, Jauhari dan V. Agus Sulistya. (2020). Buku Panduan Museum Perjuangan Yogyakarta. Yogyakarta: Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

facebook  twitter-x  whatsapp  


Bagaimana informasi yang disediakan website ini?
   

Bagaimana informasi yang disediakan website ini?