Menilik Toga dan Jubah Presiden Pertama UGM di Museum Benteng Vredeburg

administrators 08 Agustus 2023 14:25:11 252


Prof. Dr. M. Sardjito, M.D., M.P.H. (13 Agustus 1889- 5 Mei 1970) adalah dokter yang menjadi Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Pada masa perang kemerdekaan, ia ikut serta dalam proses pemindahan Institut Pasteur di Bandung ke Klaten. Selanjutnya ia menjadi Presiden Universitiet (sekarang disebut Rektor) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta yang pertama dari awal berdirinya UGM tahun 1949 sampai 1961, selanjutnya menjadi Rektor ketiga Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Namanya diabadaikan sebagai nama sebuah rumah sakit pusat rujukan provinsi di Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito. 

Bagi masyarakat yang ingin mengetahui perjuangan Prof. Dr. Sardjito, Museum Benteng Vredebrug Yogyakarta dapat menjadi pilihan yang menarik untuk dikunjungi.  Museum Benteng Vredeburg ini berlokasi di kawasan nol kilometer pusat Kota Yogyakarta, Museum ini menyimpan berbagai koleksi pribadi milik Prof. Dr. Sardjito. Museum ini juga menyajikan sejarah perjuangan para pahlawan untuk mempertahankan kemerdekaan. Mulai dari diorama-diorama, koleksi senjata hingga peninggalan masih lengkap menghiasi setiap sudut museum ini. Bahkan di dalam museum ini masih terdapat beberapa barang peninggalan yang masih asli. Salah satu peninggalan museum yang menarik adalah Toga dan Jubah milik Presiden pertama UGM yaitu Prof.DR.M.Sardjito, M.D. yang masih tersimpan sangat rapi di Diorama 2 Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta. Semasa hidupnya, beliau dikenal sebagai dokter, peneliti, serta akademis yang berjasa dalam mengembangkan vaksin dan obat-obatan semasa Hindia Belanda sampai Indonesia memasuki revolusi kemerdekaan. 

Mengingat banyak kiprah yang dilakukan Prof. Sardjito dan banyak koleksi benda-benda realianya yang terdapat di museum ini maka Museum Benteng Vredeburg Yogkarta cukup berkepentingan dengan sosok beliau.  Penyerahan koleksi pribadi ke Museum ini dilakukan pada tanggal 26 Februari 2010 oleh Budi Santoso di jalan Cik Diktiro 16 Yogyakarta melalui Berita Acara Serah Terima. Kiprah Dr Sardjito diketahui sudah terlihat sejak lulus STOVIA dengan aktif di organisasi Budi Utomo. Pada masa pergerakan, ia sempat menguasai lembaga Pasteur di Bandung untuk memproduksi vaksin dan obat-obatan bagi pribumi. Pada masa awal kemerdekaan setelah ibukota RI pindah ke Yogyakarta, dokter kelahiran Magetan ini juga ikut membantu dengan membuat pos kesehatan. Bahkan Dr Sardjito juga ikut mendukung berdirinya laboratorium persenjataan yang dipimpin Herman Johannes di Yogyakarta. Perannya di bidang kesehatan sejak masih muda juga membuat ia turut andil dalam memindahkan virus cacar yang akan digunakan menjadi vaksin dengan bantuan seekor kerbau dari Bandung ke Yogya.  Selain itu, dia juga merupakan seorang perintis palang merah yang terus mengupayakan ketersediaan obat-obatan dan vitamin bagi para prajurit atau tentara Indonesia di masa kemerdekaan.

Karena jasa yang begitu banyak, Dr Sardjito kemudian ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 2019. Untuk mengenang jasa-jasa Prof Dr Sardjito, beberapa barang milik pribadinya pun kini menjadi koleksi Museum Benteng Vredebug Yogyakarta. 


Penulis: Haliimah Ardelia Sekar Sari (Mahasiswa Magang Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)



Bagaimana informasi yang disediakan website ini?
   

Bagaimana informasi yang disediakan website ini?