Silaturahmi Idul Fitri dan Evaluasi Layanan Museum: Momentum Penuh Makna di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta

administrators 21 April 2025 10:18:01 13011


Yogyakarta, 14 April 2025 — Suasana hangat dan penuh keakraban menyelimuti halaman Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta dalam kegiatan "Silaturahmi Idul Fitri 1 Syawal 1446 Hijriah dan Evaluasi Layanan Museum dan Cagar Budaya". Acara ini tidak hanya menjadi ajang mempererat tali silaturahmi antar pegawai, tetapi juga menjadi wadah refleksi dan evaluasi layanan publik museum kepada masyarakat. Dalam sambutannya, Penanggung Jawab Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta, Bapak V. Agus Sulistya, S.Pd., M.A., mengungkapkan bahwa momen ini menjadi sangat istimewa baginya. "Hari ini saya berdiri di sini dengan posisi yang berbeda dari biasanya. Hari ini, kita berkumpul disini dalam rangka evaluasi layanan, sekaligus silaturahmi Idul Fitri baik bersama pegawai yang masih aktif maupun yang sudah purna tugas. Tradisi Halal Bi Halal ini merupakan kearifan lokal yang hanya dimiliki bangsa Indonesia," ungkapnya.

Agus juga menyoroti sejarah dan filosofi Halal Bi Halal, mulai dari asal-usul istilah hingga peranannya dalam menyatukan bangsa, bahkan sejak masa Mangkunegara I hingga era Presiden Soekarno. Melalui kegiatan ini, ia berharap semangat saling memaafkan dan memperbaiki diri dapat terus hidup dalam keseharian para pegawai. Dalam bagian evaluasi layanan, Bapak Agus menyampaikan kebanggaan atas kinerja pegawai yang telah bekerja sepenuh hati selama libur Lebaran, sehingga pada periode 2–7 April 2025, museum mampu menarik lebih dari 21.000 pengunjung. "Ini membuktikan bahwa museum telah mendapatkan tempat di hati masyarakat. Evaluasi dilakukan tidak hanya secara internal, tetapi juga terhadap kepuasan pengunjung," ujarnya.

Tak lupa, ia membagikan makna Idul Fitri melalui empat kata kunci: Lebar (selesai dan bahagia), Luber (penuh berkah dan kasih sayang), Lebur (memaafkan), dan Labur (memulai kembali dengan hati yang bersih). Sementara itu, dalam tausiyah Halal Bi Halal, Ustad Misbahul Anam, S.Pd.I., M.Si. dari Kementerian Agama Kabupaten Sleman, menyampaikan bahwa jabatan yang diemban setiap pegawai adalah amanah dan bentuk kepercayaan yang patut disyukuri.

"Dalam pengajian Halal Bi Halal, topik utamanya adalah tentang kesalahan. Karena dari kesalahanlah kita belajar. Salah, jika dikelola dengan baik, akan mendatangkan berkah. Tetapi salah yang tidak disadari justru akan membawa musibah atau kesusahan," jelas beliau. Menurutnya, kesalahan dapat dibagi menjadi tiga: salah yang membawa berkah (disadari, diakui, dan dimaafkan), salah yang membawa musibah (tidak disadari dan tidak diperbaiki), serta salah yang membawa susah (menyulitkan hubungan dengan sesama).

Dengan penuh harap, kegiatan ini menjadi momentum untuk melangkah ke masa depan dengan semangat baru, penuh rasa syukur, dan komitmen pelayanan yang lebih baik. Nilai-nilai kebersamaan, pengabdian, dan perbaikan terus digaungkan, sejalan dengan tujuan besar museum sebagai tempat pembelajaran budaya dan sejarah yang hidup. Semangat ini diharapkan terus mengakar dalam diri setiap pegawai untuk menjadikan layanan publik museum semakin optimal dan berkesan di hati masyarakat.

 

Penulis: Aldinta Batrisyia Wasima (Ilmu Komunikasi, Universitas Brawijaya)

facebook  twitter-x  whatsapp  


Bagaimana informasi yang disediakan website ini?
   

Bagaimana informasi yang disediakan website ini?