Wismarini: Museum sebagai Sumber Inspirasi Bangsa, Bukanlah Hal yang Muluk-Muluk

administrators 17 Oktober 2022 14:13:18 949

Menyambut peringatan Hari Museum Indonesia yang jatuh pada bulan Oktober, Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta kembali menghadirkan Vredeburg Podcast, dengan mengusung tema ‘Museum sebagai Sumber Inspirasi Bangsa’. Vredeburg Podcast merupakan suatu upaya Museum Benteng Vredeburg untuk menghadirkan museum yang interaktif dan inspiratif dalam platform digital yang dirilis semenjak Januari 2022, dengan mengangkat tema seputar permuseuman, sejarah, dan cagar budaya. Dalam Vredeburg Podcast yang tayang pada Sabtu (8/10/2022) ini menghadirkan Wismarini S.E., M.Hum. (Kepala Seksi Permuseuman Dinas Kebudayaan DIY) dan Ki Bambang Widodo (Ketua Barahmus DIY). Sementara Ayu Maun Nadhifah (Duta Museum DIY 2022 untuk Museum Benteng Vredeburg) didaulat sebagai host dalam kesempatan tersebut.

Menurut Wismarini, ide penetapan 12 Oktober sebagai Hari Museum Indonesia berawal dari Musyawarah Museum di seluruh Indonesia yang dilaksanakan di Yogyakarta tanggal 11-14 Oktober tahun 1962. Dari musyawarah ini kemudian tercetus ide untuk membuat sebuah organisasi yang mewadahi museum seluruh Indonesia. Sementara itu, Ki Bambang Widodo mengungkapkan bahwa sebagai aktualisasi dari musyawarah museum tahun 1962, kemudian di Yogyakarta dibentuk Badan Musyawarah Musea (Barahmus) tanggal 7 Agustus 1971. Pendirian asosiasi museum di Yogyakarta ini adalah yang pertama di Indonesia yang kemudian diikuti oleh banyak daerah di Indonesia. Sampai sekarang lebih kurang ada 19 asosiasi permuseuman di Indonesia. 

Selanjutnya Wismarini mengungkapkan bahwa menyebut museum sebagai sumber inspirasi bangsa, bukanlah hal muluk-muluk, karena dari museum, masyarakat mendapatkan banyak nilai tentang sejarah dan kebudayaan bangsa. Tidak hanya itu, museum juga menjadi tempat belajar tentang nilai kehidupan. Oleh karenanya, museum juga  mempunyai peran bagi peradaban bangsa. Melalui museum dan koleksinya, masyarakat dapat belajar pengetahuan, pengalaman kolektif bangsa, sejarah dan budaya bangsa yang tidak ditulis di buku pelajaran sekolah. 

“Koleksi museum dapat menjadi sebuah nilai kehidupan atau sebaliknya, sebuah koleksi museum adalah hasil dari nilai kehidupan”, ungkap Wismarini sembari memberikan beberapa contoh benda yang menjadi koleksi beberapa museum di Yogyakarta. 

Ayu Maun Nadhifah kemudian memantik diskusi tentang tidak banyaknya anak muda yang memiliki ketertarikan pada museum, dan kecenderungan fenomena sosial yang memperlihatkan banyaknya anak muda yang hanya mengikuti kesukaan dari idolanya. Ayu lalu mencontohkan bahwa ada salah satu member grup vokal dari Korea Selatan yang menyukai museum yang kemudian banyak diikuti oleh penggemarnya 

“Tidak masalah jika awal ketertarikan terhadap museum dimulai dari ikut trend dan sebagainya. Karena dari keadaan ini justru bisa membawa publik baru ke museum. Tentu saja kemudian harus diikuti dengan modenisasi museum sehingga museum tetap mengikuti perkembangan teknologi”, jelas Wismarini menanggapi fenomena tersebut. 

Dalam closing statemennya, Wismarini berpesan kepada generasi muda untuk berkunjung ke museum karena paradigma museum saat ini telah berubah dari sekedar tempat penyimpanan benda bersejarah menjadi ruang publik. Telah banyak museum mempercantik diri dengan tampilan yang kekinian dan instagramable. Sementara Ki Bambang Widodo mendorong museum untuk terus memunculkan berbagai inovasi agar selalu menarik untuk dikunjungi. 


Penulis : Lilik Purwanti (Pamong Budaya Ahli Pertama Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta)



facebook  twitter-x  whatsapp  


Bagaimana informasi yang disediakan website ini?
   

Bagaimana informasi yang disediakan website ini?