Museum Perjuangan Yogyakarta: Jejak Setengah Abad Kebangkitan Nasional

administrators 17 Oktober 2023 05:40:14 2778

Pada tanggal 20 Mei 1958, dilangsungkan Peringatan Setengah Abad Kebangkitan Nasional yang bertempat di Yogyakarta. Adanya peringatan ini menjadi cikal bakal berdirinya Museum Perjuangan Yogyakarta, yang berlokasikan di Jl. Kolonel Sugiyono No. 24, Brontokusuman, Kec. Mergangsan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. 

Hari peringatan Setengah Abad Kebangkitan Nasional juga menjadi latar belakang terbentuknya panitia yang diberi nama "Panitia Setengah Abad Kebangkitan Nasional Daerah Istimewa Yogyakarta", yang diketuai oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX, sekaligus orang pertama yang menyampaikan gagasan untuk mengadakan suatu peninggalan yang dapat dikenang oleh generasi mendatang. Gagasan ini disampaikan dihari peringatan Setengah Abad Kebangkitan Nasional selepas serangkaian acara peringatan Setengah Abad Kebangkitan Nasional dilangsungkan. Kemudian untuk melanjutkan gagasan ini dibentuknya sebuah panitia dengan nama “Panitia Monumen Setengah Abad Kebangkitan Nasional”, yang beranggotakan Dewan Pimpinan Panitia Peringatan Setengah Abad Kebangkitan Nasional Yogyakarta.

Pembangunan museum ini diawali pada tanggal 17 Agustus 1959 dengan pemasangan patok pertama oleh Sri Paku Alam VIII di halaman Ndalem Brontokusuman Yogyakarta. Kemudian pada tanggal 5 Oktober 1959 dilangsungkan pencangkulan pertama pembangunan Museum Perjuangan Yogyakarta. Pembangunan berlanjut hingga peletakan patok terakhir oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX pada tanggal 29 Juni 1961. Kemudian pada tanggal 17 November 1961 diadakan upacara pembukaan museum oleh Sri Paku Alam VII.

Setelah pembukaan museum untuk umum, Museum Perjuangan Yogyakarta dikelola oleh  Panitia Setengah Abad Kebangkitan Nasional di Yogyakarta. Namun secara operasional pengelolaan Museum Perjuangan Yogyakarta ini berada ditangan Jawatan Penerangan Daerah Istimewa Yogyakarta (JAPENDI). 

Kemudian setelah dikelola oleh Panitia Monumen Setengah Abad Kebangkitan Nasional, Museum Perjuangan Yogyakarta sempat beberapa kali berpindah pengelolaan, seperti berada dibawah pengawasan dari Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta c.q. Inspeksi Kebudayaan dinas P dan K Propinsi DIY, lalu beralih pengelolaan ke Museum Sonobudoyo untuk dikelola sebagai bagian dari Museum Sonobudoyo, yang berada dibawah Bidang Permuseuman Sejarah dan Kepurbakalaan (PSK) Kanwil Depdikbud Propinsi DIY hingga berpindah lagi ke Museum Negeri Sonobudoyo / Direktorat Permuseuman Dirjen Kebudayaan Departemen P dan K. 

Sampai pada tahun 1997 hingga sekarang tahun 2023 Museum Perjuangan Yogyakarta berada dibawah pengelolaan Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta, dan disebut-sebut sebagai Unit II nya museum tersebut. Pada tanggal 27 Mei 2006, Museum Perjuangan Yogyakarta sempat ditutup untuk umum karena rusak akibat gempa yang sempat melanda DIY pada waktu itu. Namun setelah dilakukan pemugaran, museum kembali dibuka pada bulan Juli 2008.

Di dalam Museum Perjuangan Yogyakarta memuat koleksi peninggalan para pahlawan yang ditampilkan dalam 2 sajian tata pameran diantaranya, tata pameran luar ruangan yang berupa arsitek bangunan yang memiliki sejarah, relief dan simbol-simbol peristiwa sejarah, kemudian tata pameran dalam ruang yang berisikan peninggalan-peninggalan para pahlawan, contohnya replika meriam, perlengkapan Ir. Soekarno hingga koleksi mata uang koin VOC, selain itu masih ada peninggalan-peninggalan yang memiliki sejarah di dalamnya.


Referensi:

Chusbiantoro, Jauhari dan V. Agus Sulistya. (2021). Buku Panduan Museum Perjuangan Yogyakarta. Yogyakarta: Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.


Penulis: Nada Krisyifa Oktaviani


facebook  twitter-x  whatsapp  


Bagaimana informasi yang disediakan website ini?
   

Bagaimana informasi yang disediakan website ini?