Simbolis Aksi “Gejayan Memanggil 1998” Menjadi Penanda Vredeburg Fair #10 Resmi Dibuka.

administrators 05 September 2024 11:15:21 399

Vredeburg Fair #10 resmi dibuka pada Rabu (4/9/2024) di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta. Acara ini mengusung tema “kiWari euoniA aNInditha!” (WANI). Acara ini menghadirkan beragam kegiatan menarik yang merayakan tentang semangat keberanian para tokoh bangsa dalam menghadapi kekuasaan yang merusak tatanan kehidupan serta inovasi dalam budaya dan seni. Terdapat makna pemikiran yang indah/baik dalam tema ini yang merupakan pemikiran dasar museum dalam menjadi pusat inspirasi dan pembelajaran bagi masyarakat luas.

“Bagaimana menaikkan jogja? Banyak yang saya dengar katanya museum banyak berubah, dan semoga seterusnya marwahnya akan terus dapat, semoga ini menjadi tempat inspirasi dan pembelajaran, orang senang datang, dan menjadikan museum bisa menginspirasi banyak pihak, tidak hanya memperkuat tata pamer, terpeliharanya juga lebih bagus, nilai-nilai penting tetap terjaga”, ungkap Ahmad Mahendra (PLT Kepala Museum dan Cagar Budaya).

Pembukaan dimulai dengan penampilan dari paduan suara SMKN 7 Yogyakarta dan sambutan Penanggungjawab Unit Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta, Muhammad Rosyid Ridlo, mengatakan melalui kegiatan ini dapat lebih menegaskan kepada masyarakat bahwasanya museum dapat dijadikan sebagai pusat aktivitas kreatif masyarakat.

“Bagaimana menaikkan jogja? Banyak yang saya dengar katanya museum banyak berubah, dan semoga seterusnya marwahnya akan terus dapat, semoga ini menjadi tempat inspirasi dan pembelajaran, orang senang datang, dan menjadikan museum bisa menginspirasi banyak pihak, tidak hanya memperkuat tata pamer, terpeliharanya juga lebih bagus, nilai-nilai penting tetap terjaga”, ungkap Ahmad Mahendra (PLT Kepala Museum dan Cagar Budaya) dalam sambutannya. Setelah sambutan, pembukaan peresmian Vredeburg Fair #10 2024 dilakukan oleh Ahmad Mahendra, Benny Suharsono, Rosyid Ridlo, Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta, Kepala Dinas Pariwisata Yogyakarta dan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Derah Istimewa Yogyakarta. Pembukaan dilakukan dengan pembunyian tiang listrik yang diiringi suara sirine sebagai simbolis aksi peristiwa "Gejayan Memanggil Reformasi 1998".

 Dengan mengusung tema ‘WANI”, Vredeburg Fair 2024 hadir memfasilitasi bersatunya museum dan partisipasi aktif masyarakat.  Ketua Panitia Vredeburg Fair 2024 dalam pertemuan dengan tamu undangan, Muri Kurniawati mengatakan bahwa terdapat berbagai layanan dan fasilitas baru yang disediakan oleh museum, salah satunya adalah Layanan Jebol Keran (Layanan Jemput Bola Kelompok Rentan). Kelompok rentan meliputi pengunjung disabilitas, lansia (lanjut usia diatas 60 tahun), anak-anak, ibu hamil dan menyusui.

“Layanan Jebol Keran ini merupakan suatu bentuk layanan jemput bola sebagai fasilitas gratis yang disediakan museum untuk kelompok rentan terkhusus disabilitas dan lansia,” ujar Muri. Vredeburg Fair menjadi momentum kolaborasi antara museum dengan berbagai komunitas, untuk mengekspresikan juga mempresentasikan karya dan koleksinya. Vredeburg Fair kali ini menggandeng 28 instansi dan komunitas Museum Mitra yang terlibat dalam acara, seperti sekolah, universitas, kesenian, UMKM untuk terlibat dengan harapan dapat meningkatkan dukungan masyarakat terhadap karya yang dimiliki, serta menumbuhkan kesadaran dan kecintaan pada museum.

Berbagai komunitas yang berpartisipasi dalam acara tersebut diantaranya SMKN 7 Yogyakarta, SLB / E Prayuwana, Komunitas Guyub Seni, Komunitas Omah Karikatur, Komunitas Jenthik Manis, Komunitas Indonesia Sketchers Jogja, Komunitas Kota Tua Magelang, Kampung Wisata Dipowinatan, Komunitas Lukisan Ecografik, Komunitas Megantar, Baby Wearers, Komunitas Kolcai Jogja, SMKN 5 yogyakarta, Empu Rupa, Getalin Mi, Omah Rendo, Inikarya.ku, Trash for Cash, Laboratorium Departemen PLB FIPP UNY, Omah Unikeno, Anggrek Astuti, dan Komunitas LKS Abiyasa.

Setelah sambutan, pihak museum berkeliling dengan para tamu undangan untuk melihat pameran yang diselenggarakan di Ruang Sultan Agung Museum Benteng Vredeburg. Terdapat berbagai pameran sejarah lokal yang diwakili dalam tiga periode, yaitu periode Perang Jawa (Wani Raga), yang menampilkan perjuangan Diponegoro yang memiliki 2 koleksi Pangeran Diponegoro milik Museum Nasional Indonesia yaitu Tongkat Kiai Cokro pada abad ke-16, periode revolusi (Wani Sukma) yang mengisahkan keberanian rakyat dalam perang geriliya yang dipimpin oleh Jendral Sudirman, dan periode reformasi (Wani Jiwa) yang mengisahkan perjuangan rakyat dalam perubahan konstitusional dalam berbagai bidang. Dari ketiga periode tersebut yang mewakili zamannya sebagai tema WANI!.

 

Author: Muhammad Iqbal Prasetyo

Ilmu Komunikasi UMY


Editor: Ita Ratnasari

facebook  twitter-x  whatsapp  


Bagaimana informasi yang disediakan website ini?
   

Bagaimana informasi yang disediakan website ini?